agenda

Senin, 30 Agustus 2010

TAHAPAN MENUJU SUKSES


Menggapai sukses di bulan Ramadhan bukan hal yang susah  meski  tidak bisa juga dibilang mudah. Sebenarnya kiat sukses di bulan Ramadhan sederhana saja yakni meneladani manusia istimewa yang lebih dulu sukses. Dialah Muhammad, Rasulullah SAW. karena beliaulah suri teladan terbaik. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan kedatangan hari kiamat, dan dia banyak menyebut Allah” (QS Al-Ahzab/33: 21). Dengan meniru langkah-langkah yang dikerjakan Rasulullah dalan melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan, maka gerbang menjadi orang sukses terbuka lebar. 

Memantapkan niat

Yang dimaksud dengan niat di sini adalah mengerjakan ibadah sebagai pelaksanaan perintah Allah dan bertujuan untuk mendekatkan diri pada-Nya. Allah SWT. tidak menerima suatu amal kecuali disertai dengan niat (lihat QS Al-Bayyinah/98: 5). Nabi SAW. bersabda: “Barangsiapa tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak sah puasanya”. (HR Ahmad dari Umar RA.)

Melaksanakan sahur dan mengakhirkannya

Anas bin Malik RA. berkata: “Rasulullah SAW. telah bersabda: Sahurlah kalian, maka sesungguhnya dalam sahur itu ada berkahnya”. (HR Bukhari dan Muslim). Menurut Ibnu Hajar Al Asqalani, yang dimaksud dengan berkah ialah ganjaran dan pahala. Dikatakan sahur itu mengandung berkah karena sahur menguatkan dan menambah semangat dalam berpuasa serta meringankan beratnya.
Termasuk sunnah Rasulullah SAW. adalah mengakhirkan sahur untuk mengurangi waktu lapar saat berpuasa. Zaid bin Sabit berkata: “Kami bersahur bersama Nabi, kemudian kami mendirikan shalat”. Anas bertanya kepadanya: “Berapa (jarak) antara sahur dan shalat subuh?” Ia menjawab: “Kira-kira selama membaca lima puluh ayat al-Qur’an”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Cepat berbuka

Sahl bin Sa’ad berkata: Rasulullah SAW. bersabda: “Manusia akan selalu baik selama mereka cepat berbuka”. (HR. Bukhari dan Muslim). Nabi SAW. tidak menyukai lambat berbuka karena dapat menyerupai sikap lambat dan ekstrem dalam beragama seperti yang biasa dilakukan oleh para pemeluk agama lain.
Pada waktu berbuka dianjurkan untuk berdoa: “Telah hilang dahaga, telah basah (segar) urat, dan telah tetap ganjaran. Insya Allah”. (HR Abu Daud, Nasa’i dan Hakim dari Umar RA.)

Memperbanyak membaca al-qur’an
Puasa yang benar-benar diterima adalah puasa dimana lidah dan seluruh anggota badannya juga ikut berpuasa dari bermaksiat kepada Allah SWT. sebagaimana perut berpuasa dari makan dan minum serta kemaluan puasa dari bersetubuh.
Rasulullah SAW. bersabda: “Puasa itu bukan hanya menahan diri dari makan dan minum tetappi puasa adalah menahan dari kata-kata kosong dan jorok (porno)”. (HR Hakim)
 


Rasulullah SAW. bersabda: “Barangsiapa membaca satu huruf al-qur’an, maka pahala untuknya sepuluh kali lipat kebaikan”. (HR. Tirmidzi).
Kendati demikian, hendaknya kita tidak hanya sekedar membaca atau “kejar setoran” saja. Sudah saatnya bagi kita untuk mendapatkan limpahan rahmat dari telaah dan pengamalan kandungan al-qur’an. 

Membersihkan diri dari berkata kotor dan jorok
Puasa yang benar-benar diterima adalah puasa dimana lidah dan seluruh anggota badannya juga ikut berpuasa dari bermaksiat kepada Allah SWT. sebagaimana perut berpuasa dari makan dan minum serta kemaluan puasa dari bersetubuh.
Rasulullah SAW. bersabda: “Puasa itu bukan hanya menahan diri dari makan dan minum tetappi puasa adalah menahan dari kata-kata kosong dan jorok (porno)”. (HR Hakim)

Qiyam al-Ramadhan (shalat tarawih)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW. menyukai qiyamullail (ibadah malam) bulan Ramadhan tetapi beliau tidak memerintahkan mereka (para sahabat) dengan keras, kemudian beliau bersabda: “Barangsiapa yang qiyamullail bulan Ramadhan karena iman dan mencari ridha Allah, maka dosa yang telah lalu akan diampuni”. (HR Bukhari dan Muslim)

 

 






MATA KULIAH RAMADHAN

             Banyak pelajaran atau mata kuliah yang harus ditempuh selama Ramadhan. Materi inti yang diajarkan selama Ramadhan adalah puasa (shaum) dengan materi-materi pendukung seperti jujur, sabar, dan kesadaran akan pengawasan Allah SWT. Jika selama Ramadhan ketiga sikap tersebut seperti sangat lekat dengan seseorang maka mampukah orang tersebut memelihara dan mengaplikasikannya di bulan lain.
            Seseorang yang lulus dari “Universitas Ramadhan” tentunya akan meningkat ketakwaannya. Ia akan senantiasa bersikap jujur dan sabar karena selalu merasa diawasi oleh Allah SWT. Sikap seperti inilah yang akan menghantarkan manusia kepada kesalehan pribadi dan sosial. Dengan demikian, insya Allah segala musibah dan bencana yang kerap melanda bangsa kita tercinta ini pasti akan teratasi. (QS …

MERAIH SUKSES DI UNIVERSITAS RAMADHAN

       
            Bulan Ramadhan telah tiba. Pada bulan tersebut Allah mewajibkan kepada seluruh hamba-Nya yang beriman untuk menunaikan ibadah puasa (shiyam) dengan tujuan agar hamba-Nya tersebut menjadi orang yang bertakwa. Yâ ayyuhal ladzîna âmanû kutiba ‘alaikumus shiyâmu kamâ kutiba ‘alal ladzîna min qablikum la’allakum tattaqûn. (QS Al-Baqarah/2: 183)

           Kalimat la’allakum tattaqûn (agar kalian bertakwa) yang terdapat pada ujung ayat 183 surah al-Baqarah di atas menggambarkan bahwa ketakwaan tidak selesai dengan berakhirnya bulan Ramadhan. Justru bulan Ramadhan adalah bulan pembinaan, pendidikan, pembiasaan  dan penguatan nilai-nilai ketakwaan untuk diimplementasikan pada perilaku keseharian setelah Ramadhan.

Ibarat sebuah institusi pendidikan, Ramadhan adalah sebuah madrasah atau universitas yang mencetak civitas akademika untuk menjadi alumni yang berprestasi dan berkiprah untuk kemaslahatan umat Islam dan masyarakat secara umum. Namun demikian, lazimnya sebuah institusi pendidikan, nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) lulusan Universitas Ramadhan juga bervariatif. Ada yang biasa-biasa saja (lulus dengan angka 2,0), memuaskan (3,0), sangat memuaskan (3,3), cum laude (3,7) atau bahkan suma cum laude (4,0). Atau mungkin ada juga yang drop out (DO) alias gatot (gagal total). Na’udzubillah min dzalika.

Prestasi yang diraih tentunya sesuai dengan kesungguhan para peserta didik dalam menempuh pendidikannya. Terlebih lagi Universitas Ramadhan adalah sebuah institusi yang jujur dan adil karena pemiliknya adalah Dzat yang Maha Jujur dan Maha Adil. Dia tidak membutuhkan uang suap untuk melicinkan jalan. Dia bahkan tidak membutuhkan sembah sujud seluruh mahluk karena itu tidak akan berpengaruh sama sekali terhadap kekuasannya. (QS …)

Saudaraku, kita tentu tidak ingin ibadah puasa kita sia-sia. Kita tentu tidak mau ibadah puasa kita hanya dihadahi lapar dan haus saja. Yang kita inginkan adalah amal ibadah kita di bulan ini diterima Allah SWT dan dianugerahi gelar prestisius yaitu takwa.

Saudaraku, oleh karena kita adalah mahasiswa Ramadhan angkatan ke 1.400-an. maka kita patut meneladani senior-senior kita yang telah lebih dulu sukses meraih gelar takwa melalui Ramadhan. Kita patut mencontoh Rasulullah, para Sahabat, Tabi’in, dan para Salaf al-Shalih lainnya. Kita ikuti saja rangkaian amal ibadah apa yang mereka lakukan sehingga mereka begitu sukses.